Postingan

Cinta di Ujung Asa

 “Setelah membaca ini, aku langsung berpikir… sialan! Kalau gak kenal dekat dengan penulisnya dan belum pernah membaca karya2nya, aku pasti mengira kisah ini nyata!” ucap seorang teman pria penuh semangat dan percaya diri. Pendapat itu sesaat membuatku tertegun. Sebelumnya, kupikir dia akan memberi saran, kritik atau sebuah pujian standar. Ternyata… Kurasa kemudian keningku berkerut dan sebuah senyum merekah di bibirku. Sang teman menatapku dengan pandangan menyelidik dan… ragu. “Eee… ini kisah nyata?! Beneran terjadi?! Ini kisah kamu?” sikapnya yang tiba-tiba gamang membuat sisi jahilku merangsek muncul. Jadi, jawabanku adalah suara tawaku yang tertahan-nyaris terbahak.  Mengingat kejadian itu tiba2 aku jadi terdorong untuk mengetahui pendapat lain mengenai kisah dalam cerpen ini. Kisah nyata atau hanya imajinasi?  Hmm… hanya karena aku tersenyum senang saat mendapatkan sisi jahilku mendominasi, bukan berarti aku berkepribadian buruk kan? Hidup pasti lebih menyenangkan jika disambut d

Selendang Sutra Bidadari

Selendang Sutra Bidadari, Not a Cheap Love Story Budi Waluyo Mungkin, kebanyakkan orang ketika membaca  judul novel ini “Selendang Sutra Bidadari” akan langsung menyimpulkan bahwa novel ini pastilah tentang seorang gadis cantik seperti bidadari dengan selendangnya, tak lebih seperti cerita rakyat tentang bidadari yang turun dari Khayangan. Nope. Novel ini menawarkan lebih dari sekedar memamerkan alunan kata indah menggambarkan seorang gadis berparas bidadari. Dalam novel ini, ada seorang laki-laki bernama Faris yang terlihat “istimewa” dan memiliki daya tarik, tidak hanya untuk lawan jenis, tetapi juga untuk yang berjenis kelamin sama. Suasana rasa suka dan kagum di antara para remaja sekolah digambarkan dengan sangat indah oleh si pengarang – Lala Suhaila. Ada sosok Mellynar, seorang putri mahkota penguasa perjudian terbesar negeri ini. Sisi, seorang penggemar rahasia. Nindya, gadis cantik dengan latar belakang menyedihkan. Serta seorang gadis bernama Inge yang memiliki kehidupan trag

Ilmu dan Hikmah

Cerita ini aku tulis sebab rindu sekolah.  Sebenarnya ini pun kisah beberapa tahun lalu, jaman hp blackberry.  Seorang siswi di kelas 7 sering mendapat bully -an sebab dinilai buruk rupa. Setiap hari dia selalu mendapat penghinaan secara fisik. Teguran, peringatan, dan nasehat dari guru pada para pem- bully  memang mengurangi hal tersebut secara signifikan. Tapi ada seorang siswa yang ternyata cukup sulit untuk dihentikan, baginya hal tersebut seakan sudah berubah menjadi semacam hobi atau kebiasaan. Dia cukup bagus secara akademis dan lumayan good looking . Bully -annya benar2 tertuju ke fisik. Si siswi tampil dengan sikap istimewa, kadang hanya tersenyum malu, kadang memprotes juga masih dengan sikap malu- malu, ada juga sih saat-saat dia menunjukkan sikap keberatan dengan protes yang setengah hati, tapi senyum di bibirnya tidak pernah benar-benar lenyap. Ah, pernah juga dia menunjukkan kemarahan atas penghinaan yang terus-menerus itu, ia memukul si anak lelaki dengan sebuah buku lks

Kata Umum dan Kata Khusus

Seorang siswa bertanya, "Bu, apa bedanya 'pulang kampung' dgn 'mudik'?" Sebenarnya pengen jawab, "Emang siapa yang bedain dan sejak kapan keduanya ditentukan berbeda?" Jawaban diplomatis ala iseng dan jahil sebenarnya hanya siasat menunggu otak memproses jawaban ilmiah- dari guru bindo yang dianggap siswa tahu segala padahal kuliah ga lulus-lulus hihi... Eh, aslinya sih karena aku juga kurang berkenan menanggapi pertanyaan berhubungan dengan materi ajar pada saat bukan jam belajar. Bukan karena sok atau sombong, masalahnya klo pas bukan dalam KBM ( kegiatan belajar n mengajar), aku bukan lagi guru yg boleh dianggap smart, sering lola dan nggak nyambung (kok bisa?). Ga ada jawaban. Titik. Tapi sekarang kan lagi WFH. Bahkan siswa kirim tugas jam 23.05 juga harus dinilai wajar. So , pertanyaan di atas juga harus dianggap pertanyaan dalam KBM, dan saya dipersilakan (sebenarnya diharapkan) dapat memberi jawaban ilmiah berdasarkan ilmu kebahasaan (bindo).